Iklan

Iklan

,

Iklan

Prof. Dr. Kahar Muzakhar, S.Si. Guru Besar Mikrobiologi Universitas Jember Penghobi Tanaman Buah, Pakar Mikrobiologi

28 Jan 2024, 19.46 WIB

 



 

Prof. Dr. Kahar Muzakhar, S.Si Guru Besar Mikrobiologi FMIPA Universitas Jember (Unej) Senin, 29 Januari 2024 ini dikukuhkan bersama tujuh Guru Besar lainnya. Prof Kahar, dikenal pakar Microbial Utilisation of Biomass tetapi menghobi berkebun tanaman buah. 


Perjuangan dan sekaligus pengabdian Prof. Dr. Kahar Muzakhar, S.Si sebagai dosen Univeristas Jember patut diapresiasi. Setelah mengabdi menjadi dosen Universitas Jember selama 30 tahun, Senin 29 Januari 2024, Prof Kahar dikukuhkan sebagai Guru Besar. 


Prof Kahar Lahir di Jember  3 Mei 1968, yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Setelah lulus S1 di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Teknologi Bandung (ITB)  tahun 1993, Prof memulai karir akademis di Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Jember (Unej)  tahun 1994. 


“Pada tahun 2000, saya menyelesaikan pendidikan S3 di Osaka Prefecture University, Graduate School of Agriculture and Applied Biological Chemistry, Biochemistry Department dalam bidang Applied Microbiology,” kata Prof Kahar kepada Jawa Pos Radar Jember. Sejak tahun 2001, Prof Kahar berpindah tugas ke Program Studi Biologi, FMIPA Unej hingga kini. 


Penghargaan telah menghiasi karirnya, termasuk Penghargaan Dosen Berprestasi dari Unej pada masa awal mengajar (2003). Di samping itu, beliau menerima penghagaan pemerintah Satya Lencana Karya Satya X Tahun, Satya Lencana Karya Satya XX Tahun, dan Penghargaan Kekayaan Intelektual dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaansebagai pengembang aplikasi pengelolaan penelitian dan pengabdian Simlitabmas pada tahun 2017. 


Sejak tahun 2012 hingga sekarang Prof. Kahar aktif sebagai narasumber, pakar, dan reviewer nasional di bidang penelitian, utamanya di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kontribusinya dalam aktivitas penunjang akademik melibatkan peran sebagai scholar dan visiting researcher, termasuk partisipasi dalam training Administration Management for Higher Education and Information Technology - Saga University di Saga Jepang (2002). “Penelitian utama saya adalah "Microbial Utilization of Biomass," dengan fokus khusus pada eksplorasi, produksi, dan pemanfaatan enzim,” imbuh ayah dari Syah Sultan Ali Muzakhar, Sulaiman Bilal Muzakhar dan Salman Musa Muzakhar tersebut. 


Memiliki pengetahuan dan keahlian yang mendalam dalam merinci proses kompleks, dimana mikroorganisme dapat diaktifkan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mengelola serta mengubah biomassa menjadi berbagai produk bernilai tinggi. Untuk itu, Prof Kahar akan menyampaikan Pidato Pengukuhan Guru Besarnya dengan judul “Harmoni di Dunia Mikroba: Menjelajahi Keajaiban Mikrobiologi untuk Kesejahteraan Manusia dan Lingkungan”.


Hingga kini, Prof. Kahar tetap aktif sebagai anggota perhimpunan profesi, termasuk Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia, Indonesian Protein Society, dan Perhimpunan Biokimia Indonesia. Profesor Kahar Muzakhar, tidak hanya mencurahkan pengetahuannya di dunia pendidikan tinggi di Unej. Profesor Kahar juga mengelola Pendidikan Tinggi Institut Teknologi dan Sains Mandala (ITSM) sejak tahun 2007 dan menjabat sebagai Ketua Yayasan sejak 2010 hingga sekarang.”Selain di Kampus Unej, saya dapat amanah untuk mengabdi menjadi ketua Yayasan ITS Mandala Jember,” ungkapnya. 


Selain fokus di bidang keilmuannya mikrobiologi terapan, Prof Kahar ternyata penghobi tananam buah. Bahkan, Prof Kahar memiliki kebun tanaman buah dari berbagai jenis. Prof Kahar suka mengembangkan tanaman buahnya secara mandiri di kebun yang tak jauh dari tempat tinggalnya di Kelurahan Tegal Gede Kecamatan Sumbersari Jember. Ada juga kebun buah yag lebih luas di daerah Baratan. 


‘Saya menang penghobi buah, saya suka beriovasi mengembangbiakkan berbagai tanaman buah. Salah satunya dengan cara menyambung. Satu pohon induk tanaman buah alpukat bisa menjadi buah dengan lima bahkan delapan variates buah alpukat yang berbeda,” ungkap suami dari Puspita Nirasari. (*)

Iklan